Horee... akhirnya
sudah resmi menjadi seorang mahasiswi di program studi Teknologi Pangan
fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP 2012. Karena saya sudah yakin
untuk melanjutkan ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi, otomatis
saya juga harus menerima tanggung jawab dan tantangan yang lebih besar.
Tempat belajarku ada di daerah Tembalang,Semarang atas. Sedangkan
rumahku deket poncol,Semarang bawah. Tentunya ini menjadi suatu
tantangan tersendiri bagiku.
Aku yang sudah terbiasa menuntut ilmu di tempat yang dekat dengan rumah pun sekarang agak merasa aneh karena harus menuntut ilmu di tempat yang agak jauh. Memakai kendaraan bermotor paling cepet 20 menit. Tantangan bagiku kali ini adalah... Aku tidak bisa naik motor,sebenernya bisa sih karna pas SMP aku pernah main-main naik motor,tapi semenjak SMA sama sekali ga pernah mengendarai motor(karna ga punya motor) hehe. Mungkin kalau puya mootor sendiri ya bakal bisa lagi.
Aku biasanya berangkat ke kampus dengan nebeng Pavita,temen satu SMA sekaligus teman sekelas sekarang. Aku naik sepeda dulu ke rumah Tata. Baru setelah itu berangkat bareng. Kadang juga dianter,kalau dianter berangkatku harus jam 6,trus biasanya pulangnya naik bus turun di tugumuda. Dari tugumuda sampai rumah terkadang aku jalan kaki,karna menunggu bus selanjutnya yang lama(ga suka menunggu lama,mending langsung dijalani aja).Bahkan kalau jadwal agak longgar aku putuskan untuk naik sepeda ke kampus.
Dan terkadang yang melelahkan itu adalah naik angkot PP. Dari rumah aku naik sepeda sampai DPmall untuk numpang parkir,setelah itu naik bus dari jalan pemuda(3-4rb). Setelah itu turun di patung kuda. Dari patungkuda sampai kampus naik angkot kuning(2rb). Pulangnya terkadang nebeng temen sampai patung kuda,kalau ga ada ya naik angkot kuning lagi(2rb). Dari patung kuda naik bus(3rb) saat naik bus ini aku seriing ngantuuuk bangeet. lalu turun di DPmall,ambil sepeda diparkiran dan pulang.
Terkadang sempat ada pikiran, aku pengen banget naik sepeda motor ke kampus.. kan lebih praktis dan beli bensinnya juga lebih irit daripada naik angkot yang PP sehari udah habis 10rb. Dan menurutku mungkin itulah penyebab banyaknya pengendara sepeda motor yang amat banyak banyak sekali -_- Lebih memilih kepraktisan,dan lebih hemat daripada naik angkutan umum. Lalu jika aku merasa seperti ini dan banyak orang yang berpikir seperti ini,bagaimana keadaan jalan masa depan? Ini adalah perasaan yang aku pikirkan saat aku nebeng,dianter,naik sepeda,bahkan saat naik angkutan umum. aku terkadang berfikir mengapa angkutan umum ini tidak di subsidi aja? biar lebih murah lagi,perbaikan fasilitas yag ada dan penambahan kuantitas yang ada. sehingga bagi orang2 yang terburu-buru tidak perlu menunggu lama. Perasaan dan pikiran yang bergejolak. Mungkin saat ini aku masih bisa bertahan,tapi saat aku sudah tidak bertahan lagi apa yang harus aku lakukan, aku pun memikirkan saat nanti naik motor hanya ke tempat yang bener2 jauh aja. Dan menerapkan peraturan - peraturan sendiri untuk diriku. Aku ini bisa apa,aku hanya bisa mengatur diri ku sendiri agar tidak terperangkap dalam kenyamanan yang sesaat dan bagi diri sendiri. Hal yang selalu aku pikirkan ini juga hanya bisa jadi pemikiran saja. Melihat realita yang ada ya begini-begini saja. Masih belum plong perasaanku tentang ini. :( Saya terus menunggu pemikiran kreatif dan kebijakan yang cocok untuk masalah ini. Karna aku yakin banyak orang-orang pintar yang berada di pengaturan kota ini yang selalu memikirkan masalah di jalan raya dibandingkan diriku.
Semoga kata2 kemacetan tidak hanya terdengar sebagai kata2 saja. Namun disertai tindakan kita dalam mengantisipasi kemacetan.
Maaf jika ada salah kata dan ucapan,hanya ingin mengungkapkan perasaan.
Aku yang sudah terbiasa menuntut ilmu di tempat yang dekat dengan rumah pun sekarang agak merasa aneh karena harus menuntut ilmu di tempat yang agak jauh. Memakai kendaraan bermotor paling cepet 20 menit. Tantangan bagiku kali ini adalah... Aku tidak bisa naik motor,sebenernya bisa sih karna pas SMP aku pernah main-main naik motor,tapi semenjak SMA sama sekali ga pernah mengendarai motor(karna ga punya motor) hehe. Mungkin kalau puya mootor sendiri ya bakal bisa lagi.
Aku biasanya berangkat ke kampus dengan nebeng Pavita,temen satu SMA sekaligus teman sekelas sekarang. Aku naik sepeda dulu ke rumah Tata. Baru setelah itu berangkat bareng. Kadang juga dianter,kalau dianter berangkatku harus jam 6,trus biasanya pulangnya naik bus turun di tugumuda. Dari tugumuda sampai rumah terkadang aku jalan kaki,karna menunggu bus selanjutnya yang lama(ga suka menunggu lama,mending langsung dijalani aja).Bahkan kalau jadwal agak longgar aku putuskan untuk naik sepeda ke kampus.
Dan terkadang yang melelahkan itu adalah naik angkot PP. Dari rumah aku naik sepeda sampai DPmall untuk numpang parkir,setelah itu naik bus dari jalan pemuda(3-4rb). Setelah itu turun di patung kuda. Dari patungkuda sampai kampus naik angkot kuning(2rb). Pulangnya terkadang nebeng temen sampai patung kuda,kalau ga ada ya naik angkot kuning lagi(2rb). Dari patung kuda naik bus(3rb) saat naik bus ini aku seriing ngantuuuk bangeet. lalu turun di DPmall,ambil sepeda diparkiran dan pulang.
Terkadang sempat ada pikiran, aku pengen banget naik sepeda motor ke kampus.. kan lebih praktis dan beli bensinnya juga lebih irit daripada naik angkot yang PP sehari udah habis 10rb. Dan menurutku mungkin itulah penyebab banyaknya pengendara sepeda motor yang amat banyak banyak sekali -_- Lebih memilih kepraktisan,dan lebih hemat daripada naik angkutan umum. Lalu jika aku merasa seperti ini dan banyak orang yang berpikir seperti ini,bagaimana keadaan jalan masa depan? Ini adalah perasaan yang aku pikirkan saat aku nebeng,dianter,naik sepeda,bahkan saat naik angkutan umum. aku terkadang berfikir mengapa angkutan umum ini tidak di subsidi aja? biar lebih murah lagi,perbaikan fasilitas yag ada dan penambahan kuantitas yang ada. sehingga bagi orang2 yang terburu-buru tidak perlu menunggu lama. Perasaan dan pikiran yang bergejolak. Mungkin saat ini aku masih bisa bertahan,tapi saat aku sudah tidak bertahan lagi apa yang harus aku lakukan, aku pun memikirkan saat nanti naik motor hanya ke tempat yang bener2 jauh aja. Dan menerapkan peraturan - peraturan sendiri untuk diriku. Aku ini bisa apa,aku hanya bisa mengatur diri ku sendiri agar tidak terperangkap dalam kenyamanan yang sesaat dan bagi diri sendiri. Hal yang selalu aku pikirkan ini juga hanya bisa jadi pemikiran saja. Melihat realita yang ada ya begini-begini saja. Masih belum plong perasaanku tentang ini. :( Saya terus menunggu pemikiran kreatif dan kebijakan yang cocok untuk masalah ini. Karna aku yakin banyak orang-orang pintar yang berada di pengaturan kota ini yang selalu memikirkan masalah di jalan raya dibandingkan diriku.
Semoga kata2 kemacetan tidak hanya terdengar sebagai kata2 saja. Namun disertai tindakan kita dalam mengantisipasi kemacetan.
Maaf jika ada salah kata dan ucapan,hanya ingin mengungkapkan perasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar