Malam tahun baru
lahirlah anak perempuan dari seorang Ibu yang telah menantikan kehadiran
buah hatinya, ya, keluarga itu sangat menginginkan anak perempuan dan
malam itu telah dikabulkan kehadirannya di dunia. Ibu itu berlinangan
air mata, dan senyum di bibirnya yang lebar melukiskan segala
kebahagiaan. Tangisan bayi itupun disambut dengan kebahagiaan
orang-orang disekitarnya. Malam pergantian tahun yang indah dengan
kehadiran anggota baru dalam keluarga itu.
Bayi perempuan itu menempati kedudukan ketiga sebagai seorang anak di keluarga itu, kedudukan pertama ada pada anak laki-laki yang telah berumur sekitar 4 tahun, dan yang kedua adalah seorang anak laki-laki yang berumur 2,5 tahun.
Kehadiran bayi perempuan itu mengubah beberapa kebiasaan dari seorang ayah, sebelum anak perempuan ini lahir Ibu itu sering mendapatkan kekerasan dari suaminya, tidak hanya kekerasan fisik, namun batin juga. Ditambah lagi suatu kebiasaan buruk yang selalu dilakukan suami yang membuat hati Ibu itu teriris. Namun kesetiaan dan ketulusan hati Ibu itu sangat luar biasa.
Saat siang hari Ibu itu mendapatkan kekerasan fisik, dengan muka yang agak lebam, mencoba menghentikan isak tangis kedua anaknya yang saat itu takut melihat orangtuanya bertengkar. Malam harinya saat sang suami meminta dipijat, Ibu itu dengan ikhlas memijati sang suami. Bukan hanya itu, saat sang suami tidak memberi jatah uang maka Ibu itu bekerja keras mendapatkan uang, mencuci pakaian orang, atau pinjam uang tetangga terlebih dahulu, hanya untuk bisa memasak untuk makan sang suami dan anak-anaknya. Sering terdengar suara para tetangga yang mengatakan bahwa Ibu itu adalah orang yang sangat sabar. Bahkan aku tidak tahu apa yang ada di dalam hati Ibu itu, perih sekali merasakannya.
Namun setelah ada bayi perempuan ini, sang suami lebih terlihat giat bekerja. Hanya sesekali saja sifat buruknya itu muncul kembali. Saat anak perempuan ini berumur 2 tahun, ternyata Ibu it telah hamil. Namun entah apa yang membuat Ibu itu tidak menginginkan kehadiran anaknya. Beberapa cara Ibu ini lakukan untuk menggugurkan kandungannya. Namun semua itu gagal. Sepertinya Allah mempunyai jalan lain untuk anak ini. Dan lahirlah seorang bayi laki-laki, namun tidak terdengar sedikitpun suara tangisannya. Semua orang heran, dan terdiam, bahkan Ibu itu uga merasa takut, dan pikiran-pikirannya terbayang masa lalu saat masih hamil.
Bayi laki-laki ini sekarang sudah besar, dengan anggota badan yang lengkap, namun ternyata anak ini memiliki kelainan, mungkin pada bagian sarafnya, anak ini tidak bisa berjalan, bahkan bicaranya susah dimengerti. Cobaan apa lagi yang diberikan kepada Ibu itu, baru saja bisa bahagia sudah diberikan cobaan lagi, bahkan bayang-bayang masa lalu masih menghantuinya, Ibu itu merasa ini adalah kesalahannya. Namun ibu itu selalu sayang pada anaknya, Ibu itu menggendong anak laki-lakinya saat makan, akan tidur. Bahkan hanya sedikit waktu yang diberikan untuk anak perempuannya. Kepedihannya ditambah lagi dengan kambuhnya sifat sang suami, sekarang jadi jarang memberi uang. Ibu itu lalu bekerja dengan mencuci pakaian tetangga, membantu tetangga membuka warung makan, lalu dilanjutkan dengan menggendong anaknya yang terakhir. Betapa capeknya Ibu itu. Namun Ibu itu selalu kuat, bahkan tidak terdengar keluhannya sama sekali dan tetap berlaku baik pada sang suami.
Anak perempuannya jadi tidak terurus, karena lebih sering untuk mengurus anaknya yang tidak bia apa-apa. Anak perempuannya lalu diurus oleh tetangga yang telah dekat dengan keluarga ini, anak perempuannya juga sering tidur di tetangganya bahkan tinggal dengan tetangganya.
Hari-hari yang melelahkan dijalani Ibu itu, belum lagi jika anak pertama an keduanya itu mengalami masalah. Ibu itu dengan susah payah membantu mereka.
Anak perempuannya itu kini telah berumur 13 tahun, dan anak terakhirnya semakin besar, bahkan Ibu itu semakin berat menggendong anaknya itu, Ibu itu sering memijit-mijit sendiri badannya. Dan suatu pagi Ibu itu menemukan benjolan di payudaranya, Ibu itu tetap diam, dan menahan rasa pegal-pegal yang ia rasakan. Saat Ibu itu merasa aneh pada payudaranya, lalu Ibu itu memeriksakannya ke puskesmas, setelah obat nya habis ternyata benjoln itu masih tetap ada, dengan perasaan yang tidak enak pada sang suami, akhirnya Ibu itu bercerita, dan setelah itu Ibu itu diberi rujukan ke Rumah Sakit untuk diperiksa, ternyata Ibu itu sakit Tumor, ya tumor payudara, ditambah lagi tumornya itu jenis tumor ganas. Oh Tuhan cobaan apa lagi yang kau berikan pada orang yang sabar ini.
Setiap sebulan sekali Ibu itu melakukan kemo terapi yang membuat rambutnya menjadi rontok dan gundul, namun tidak mengurangi kecantikan Ibu itu. Setiap kali pulang kemo, anak perempuan dan laki-lakinya selalu menyambut dengan riang. Setengah tahun berlalu setelah Ibu itu melakukan kemo, Ibu itu melakukan rutinitas seperti biasa. dan tiba-tiba saja ternyata tumor nya itu kambuh kembali. Dokter menyarankan untuk operasi pengangkatan tumor karena tumornya sudah di stadium akhir. Ibu itu merasa takut, takut hal-hal yang buruk terjadi, Ibu itu belum bisa untuk meninggalkan anak laki-laki nya yang tidak bisa apa-apa itu.
Karena dukungan dari orang-orang disekitarnya maka Ibu itu memutuskan untuk dioperasi. Dan operasinya pun berjalan lancar.
Namun cobaan itu kembali datang, ternyata operasinya tidak bersih sehingga tumornya tumbuh kembali, bahkan kini semakin ganas, lebih cepat menyebar dan sampai ke paru-parunya. Ibu itu kini terkapar lemas di tempat tidur rumah sakit. Dengan oksigen dihidung dan alat pengambil darah yang ada di dada sebelah kirinya. Perasaan Ibu itu bercampur aduk, Ibu itu belum bisa meninggalkan anak laki-lakinya, siapa yang akan merawat anak itu, siapa yang mau mengurusi anak yang tidak bisa apa-apa itu. Cobaan bertubi-tubi selalu diterima oleh Ibu itu, mungkin hatinya telah kuat, sekuat baja. Dan takdir pun berkata lain, Ibu itu menghembuskan nafas terakhir dan meninggalkan anak-anak, dan suaminya. Ibu yang dikenal baik dan sabar itu telah meninggal dunia. Banyak sekali kebaikan yang telah Ibu itu lakukan yang tidak dapat kutuliskan.
Kedua anaknya itu dirawat oleh tetangga yang sudah seperti saudara sendiri. Mereka dirawat bagaikan anak sendiri. Orang baik ternyata masih ada di dunia...
Semoga Ibu itu tenang disisi Allah, Ibu terbaik, terkuat, Itulah seorang Ibu, Ibu memiliki perasaan yang berbeda.
Teman-teman, peluklah Ibu kalian, dan ucapkanlah terima kasih, dan katakan Aku sayang Ibu.. :') Sesekali tidurlah dengan Ibu, pandangilah wajahnya saat tidur, peganglah, ya ini Ibu mu yang kau pegang, Ibu yang masih ada di dunia, keadaan akan berbeda bila Ibumu sudah tiada, memandang dan memegang Ibu yang telah terbujur kaku, semua akan merasakannya, hanya saja waktunya yang berbeda. Tami sayang Ibu, Tami sayang Bapak, Sayang kakak-kakak dan adek, Sayang Budhe dan Pakdhe, Tami sayang semua.
Bayi perempuan itu menempati kedudukan ketiga sebagai seorang anak di keluarga itu, kedudukan pertama ada pada anak laki-laki yang telah berumur sekitar 4 tahun, dan yang kedua adalah seorang anak laki-laki yang berumur 2,5 tahun.
Kehadiran bayi perempuan itu mengubah beberapa kebiasaan dari seorang ayah, sebelum anak perempuan ini lahir Ibu itu sering mendapatkan kekerasan dari suaminya, tidak hanya kekerasan fisik, namun batin juga. Ditambah lagi suatu kebiasaan buruk yang selalu dilakukan suami yang membuat hati Ibu itu teriris. Namun kesetiaan dan ketulusan hati Ibu itu sangat luar biasa.
Saat siang hari Ibu itu mendapatkan kekerasan fisik, dengan muka yang agak lebam, mencoba menghentikan isak tangis kedua anaknya yang saat itu takut melihat orangtuanya bertengkar. Malam harinya saat sang suami meminta dipijat, Ibu itu dengan ikhlas memijati sang suami. Bukan hanya itu, saat sang suami tidak memberi jatah uang maka Ibu itu bekerja keras mendapatkan uang, mencuci pakaian orang, atau pinjam uang tetangga terlebih dahulu, hanya untuk bisa memasak untuk makan sang suami dan anak-anaknya. Sering terdengar suara para tetangga yang mengatakan bahwa Ibu itu adalah orang yang sangat sabar. Bahkan aku tidak tahu apa yang ada di dalam hati Ibu itu, perih sekali merasakannya.
Namun setelah ada bayi perempuan ini, sang suami lebih terlihat giat bekerja. Hanya sesekali saja sifat buruknya itu muncul kembali. Saat anak perempuan ini berumur 2 tahun, ternyata Ibu it telah hamil. Namun entah apa yang membuat Ibu itu tidak menginginkan kehadiran anaknya. Beberapa cara Ibu ini lakukan untuk menggugurkan kandungannya. Namun semua itu gagal. Sepertinya Allah mempunyai jalan lain untuk anak ini. Dan lahirlah seorang bayi laki-laki, namun tidak terdengar sedikitpun suara tangisannya. Semua orang heran, dan terdiam, bahkan Ibu itu uga merasa takut, dan pikiran-pikirannya terbayang masa lalu saat masih hamil.
Bayi laki-laki ini sekarang sudah besar, dengan anggota badan yang lengkap, namun ternyata anak ini memiliki kelainan, mungkin pada bagian sarafnya, anak ini tidak bisa berjalan, bahkan bicaranya susah dimengerti. Cobaan apa lagi yang diberikan kepada Ibu itu, baru saja bisa bahagia sudah diberikan cobaan lagi, bahkan bayang-bayang masa lalu masih menghantuinya, Ibu itu merasa ini adalah kesalahannya. Namun ibu itu selalu sayang pada anaknya, Ibu itu menggendong anak laki-lakinya saat makan, akan tidur. Bahkan hanya sedikit waktu yang diberikan untuk anak perempuannya. Kepedihannya ditambah lagi dengan kambuhnya sifat sang suami, sekarang jadi jarang memberi uang. Ibu itu lalu bekerja dengan mencuci pakaian tetangga, membantu tetangga membuka warung makan, lalu dilanjutkan dengan menggendong anaknya yang terakhir. Betapa capeknya Ibu itu. Namun Ibu itu selalu kuat, bahkan tidak terdengar keluhannya sama sekali dan tetap berlaku baik pada sang suami.
Anak perempuannya jadi tidak terurus, karena lebih sering untuk mengurus anaknya yang tidak bia apa-apa. Anak perempuannya lalu diurus oleh tetangga yang telah dekat dengan keluarga ini, anak perempuannya juga sering tidur di tetangganya bahkan tinggal dengan tetangganya.
Hari-hari yang melelahkan dijalani Ibu itu, belum lagi jika anak pertama an keduanya itu mengalami masalah. Ibu itu dengan susah payah membantu mereka.
Anak perempuannya itu kini telah berumur 13 tahun, dan anak terakhirnya semakin besar, bahkan Ibu itu semakin berat menggendong anaknya itu, Ibu itu sering memijit-mijit sendiri badannya. Dan suatu pagi Ibu itu menemukan benjolan di payudaranya, Ibu itu tetap diam, dan menahan rasa pegal-pegal yang ia rasakan. Saat Ibu itu merasa aneh pada payudaranya, lalu Ibu itu memeriksakannya ke puskesmas, setelah obat nya habis ternyata benjoln itu masih tetap ada, dengan perasaan yang tidak enak pada sang suami, akhirnya Ibu itu bercerita, dan setelah itu Ibu itu diberi rujukan ke Rumah Sakit untuk diperiksa, ternyata Ibu itu sakit Tumor, ya tumor payudara, ditambah lagi tumornya itu jenis tumor ganas. Oh Tuhan cobaan apa lagi yang kau berikan pada orang yang sabar ini.
Setiap sebulan sekali Ibu itu melakukan kemo terapi yang membuat rambutnya menjadi rontok dan gundul, namun tidak mengurangi kecantikan Ibu itu. Setiap kali pulang kemo, anak perempuan dan laki-lakinya selalu menyambut dengan riang. Setengah tahun berlalu setelah Ibu itu melakukan kemo, Ibu itu melakukan rutinitas seperti biasa. dan tiba-tiba saja ternyata tumor nya itu kambuh kembali. Dokter menyarankan untuk operasi pengangkatan tumor karena tumornya sudah di stadium akhir. Ibu itu merasa takut, takut hal-hal yang buruk terjadi, Ibu itu belum bisa untuk meninggalkan anak laki-laki nya yang tidak bisa apa-apa itu.
Karena dukungan dari orang-orang disekitarnya maka Ibu itu memutuskan untuk dioperasi. Dan operasinya pun berjalan lancar.
Namun cobaan itu kembali datang, ternyata operasinya tidak bersih sehingga tumornya tumbuh kembali, bahkan kini semakin ganas, lebih cepat menyebar dan sampai ke paru-parunya. Ibu itu kini terkapar lemas di tempat tidur rumah sakit. Dengan oksigen dihidung dan alat pengambil darah yang ada di dada sebelah kirinya. Perasaan Ibu itu bercampur aduk, Ibu itu belum bisa meninggalkan anak laki-lakinya, siapa yang akan merawat anak itu, siapa yang mau mengurusi anak yang tidak bisa apa-apa itu. Cobaan bertubi-tubi selalu diterima oleh Ibu itu, mungkin hatinya telah kuat, sekuat baja. Dan takdir pun berkata lain, Ibu itu menghembuskan nafas terakhir dan meninggalkan anak-anak, dan suaminya. Ibu yang dikenal baik dan sabar itu telah meninggal dunia. Banyak sekali kebaikan yang telah Ibu itu lakukan yang tidak dapat kutuliskan.
Kedua anaknya itu dirawat oleh tetangga yang sudah seperti saudara sendiri. Mereka dirawat bagaikan anak sendiri. Orang baik ternyata masih ada di dunia...
Semoga Ibu itu tenang disisi Allah, Ibu terbaik, terkuat, Itulah seorang Ibu, Ibu memiliki perasaan yang berbeda.
Teman-teman, peluklah Ibu kalian, dan ucapkanlah terima kasih, dan katakan Aku sayang Ibu.. :') Sesekali tidurlah dengan Ibu, pandangilah wajahnya saat tidur, peganglah, ya ini Ibu mu yang kau pegang, Ibu yang masih ada di dunia, keadaan akan berbeda bila Ibumu sudah tiada, memandang dan memegang Ibu yang telah terbujur kaku, semua akan merasakannya, hanya saja waktunya yang berbeda. Tami sayang Ibu, Tami sayang Bapak, Sayang kakak-kakak dan adek, Sayang Budhe dan Pakdhe, Tami sayang semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar